JDP Berharap Polisi Kedepankan Pendekatan Persuasif Hadapi Kontak Tembak di Teluk Bintuni
mediabintuni.com – Jaringan Damai Papua (JDP) merasa prihatin atas serangkaian peristiwa kekerasan yang terus terjadi di Tanah Papua. Khususnya kasus kekerasan berbentuk kontak senjata akibat pilihan pendekatan keamanan yang bersifat kekerasan mempergunakan senjata api antara aparat negara (TNI dan Polri) berhadapan dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang seringkali disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Sipil Bersenjata (KSB).
Hal itu disampaikan Yan Christian Warinussy, juru bicara JDP dalam pernyataannya pada hari Kamis (19/12/2024).
Warinussy mencatat wilayah provinsi Papua Barat dan provinsi Papua Barat Daya yang cenderung damai, namun diinformasikan bahwa terdapat markas TPNPB di wilayah Moskona Barat, kabupaten Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat dan wilayah Aifat, kabupaten Maybrat, provinsi Papua Barat Daya.
Informasi terbaru, terjadi kontak senjata di wilayah Moskona Barat antara komandan Batalion Moskona TPNPB Kodap IV Sorong Raya dengan beberapa anggota Polres Teluk Bintuni di bawah pimpinan Kepala Satuan Reserse Kriminal, AKP Tomi Samuel Marbun yang berlangsung pada Rabu (18/12/2024).
Dikatakan, tembak menembak tersebut berlangsung sekitar 1 jam di dekat wilayah berawa dan dekat sungai.
Menurut informasi dari sumber JDP, kata Warinussy, di Moskona Barat beberapa anggota Satuan Reskrim Polres Teluk Bintuni berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu fiber menyeberangi sungai dan saat itu diperkirakan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni terjatuh dan tenggelam di dalam sungai.
Hingga saat ini yang bersangkutan belum ditemukan, sementara 14 anggota lainnya diinformasikan selamat.
Oleh karena itu, JDP ingin meluruskan informasi ini agar tidak terjadi upaya penyesatan publik. Sembari tetap dilakukan upaya pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni oleh tim SAR gabungan.
“JDP memperoleh informasi bahwa kehadiran pasukan Polres Teluk Bintuni ke wilayah Moskona Barat ditujukan untuk menjemput beberapa warga masyarakat yang hendak kembali ke kampung halamannya,” kata Warinussy.
“Terutama penjemputan itu ditujukan kepada dua warga sipil yang pernah menyerahkan diri beberapa bulan lalu yakni Silas Meyem dan Toni Orocomna, yang ikut dalam rombongan pasukan yang dipimpin AKB Tomi Samuel Marbun.”
Rupanya saat pasukan anggota Polres Teluk Bintuni menyisir dari kampung Meyes hendak menuju Moskona Barat, itulah terjadi kontak senjata dengan anggota TPNPB Batalion Moskona.
“JDP menyerukan kembali pentingnya negara yang diwakili aparat penegak hukum (APH) seperti Polres Teluk Bintuni di bawah pimpinan Kapolres AKBP Choiruddin Wahid untuk mempertimbangkan penggunaan pendekatan persuasif bernuansa sosio-kultural dan sosio-antropologis dalam upaya penyelesaian gangguan Kamtibmas di wilayah hukumnya secara bijak. Hal ini penting demi menghindari terjadinya konflik bersenjata yang berujung adanya korban sia-sia. Apalagi di masa raya Advent (penantian) menjelang perayaan Natal tahun 2024,” pungkas Warinussy.
Sebelumnya, dikabarkan telah terjadi kontak tembak antara pihak kepolisian dari Polres Bintuni dan TPNPB Komandan Batalion Moskona Kodap IV Sorong Raya.
Sejak Rabu 18 Desember 2024, diketahui Kasat Reskrim Polres Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun yang bergabung dalam tim operasi pengejaran daftar pencarian orang dari TPNPB yang telah melakukan aksi pada 2022, dalam kasus penembakan pekerja jalan di Teluk Bintuni hilang.
Sejak itu sudah 5 hari Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni belum ditemukan.
Sementara, Jubir TPNPB Sebby Sambom mengatakan, markas TPNPB Batalion Moskona diserang aparat Indonesia dan terjadi baku tembak.
Sambom mengaku manajemen markas pusat Komnas TPNPB menerima laporan dari pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya pada Jumat (20/12/2024), aparat Indonesia telah melakukan penyerangan ke markas TPNPB di Batalion Moskona, Rabu (18/12/2024).
Sebelum terjadi penyerangan, kata Sambom, aparat militer Indonesia telah melakukan penyisiran dari kampung Meyah menuju ke markas Moskona. Melakukan perjalanan jalan kaki melewati kali, rawa dan hutan.
Kata Sambom, saat itu terjadi kontak tembak antara TPNPB dan TNI-Polri, namun belum ada korban dari TPNPB. Tetapi lanjut dia, Mayor Marten Aikingging belum temukan keberadaannya.
Akibat kontak tembak, banyak warga sipil di kampung sekitar yang melarikan diri ke hutan untuk mencari keamanan.
Sumber: www.suarapapua.com